Sunday 3 January 2016

Dengue hemorrhagic fever (DHF)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF (Dengue hemorrhagic fever)


      A.    Pengertian
DHF (Dengue hemorrhagic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )

B.     Penyebab
Penyebab DHF (Dengue hemorrhagic fever) adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

 C.    Tanda dan gejala
Tanda dan gejala penyakit DHF (Dengue hemorrhagic fever) adalah
  • Meningkatnya suhu tubuh 
  • Nyeri pada otot seluruh tubuh 
  • Suara serak 
  • Batuk 
  • Epistaksis 
  • Disuria 
  • Nafsu makan menurun 
  • Muntah 
  • Ptekie 
  • Ekimosis 
  • Perdarahan gusi 
  • Muntah darah 
  • Hematuria masih 
  • Melena

      D. Klasifikasi DHF (Dengue hemorrhagic fever) menurut WHO
Derajat I

Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif )

Derajat II

Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Derajat III

Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )

Derajat IV

Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur


Pemeriksaan Diagnostik 
  • Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )
  • Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) 
  • Rontgen Thorac = Effusi Pleura

 E.     Penatalaksanaan
§  Medik
A.    DHF (Dengue hemorrhagic fever) tanpa Renjatan
  • Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari ) 
  • Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres 
  • Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
-          Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
 B.     DHF (Dengue hemorrhagic fever) dengan Renjatan
  • Pasang infus RL 
  • Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB ) 
  • Tranfusi jika Hb dan Ht turun
§  Keperawatan
  1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam 
  • Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
  • Observasi intik output 
  • Pada pasien DHF (Dengue hemorrhagic fever) derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres 
  • Pada pasien DHF (Dengue hemorrhagic fever) derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. 
  • Pada pasien DHF (Dengue hemorrhagic fever) derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

  1. Resiko Perdarahan
  •  Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena 
  • Catat banyak, warna dari perdarahan 
  • Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

  1. Peningkatan suhu tubuh
  • Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik 
  • Beri minum banyak 
  • Berikan kompres
 

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF (Dengue hemorrhagic fever)

Pengkajian
  • Kaji riwayat Keperawatan 
  • Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan  ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )
Diagnose Keperawatan
  • Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam 
  • Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan 
  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan 
  • Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus 
  • Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Perencanaan
  • Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan 
  • Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat 
  • Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal 
  • Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
 Implementasi
Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
  • Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam 
  • Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun 
  • Mengobservasi dan mencatat intake dan output 
  • Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh 
  • Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh 
  • Mempertahankan intake dan output yang adekwat 
  • Memonitor dan mencatat berat badan
  • Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam 
  • Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss )

Perfusi jaringan Adekwat
  • Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill ) 
  • Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna ) 
  • Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

Kebutuhan nutrisi adekwat
  • Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat. 
  • Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi 
  • Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
  • Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
  • Mempertahankan kebersihan mulut pasien
  • Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk penyembuhan penyakit

Mempertahankan suhu tubuh normal
  • Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
  • Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
  • Lakukan “ tepid sponge”  ( seka ) dengan air biasa
  • Tingkatkan intake cairan
  • Berikan terapi untuk menurunkan suhu

Mensupport koping keluarga Adaptif
  • Mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress
  • Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
  • Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan

G. Pencegahan DHF (Dengue hemorrhagic fever)
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
Rumah selalu terang
  • Tidak menggantung pakaian 
  • Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali 
  • Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan 
  • Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES
  • Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak 
  • Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping 
  • Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala 
  • Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

DAFTAR PUSTAKA


Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

0 komentar:

Post a Comment